BONGEN GINZA, TOKYO

Jumat 08 Maret 2025, 10:00 WIB
Ditulis oleh Choki Kopiparti
IMG_0487(1)
IMG_0475(1)
IMG_0462(1)
previous arrow
next arrow

Slide foto diatas

BONGEN

Hari ke-10

Hari ini adalah salah satu hari dengan itinerary paling padat dibanding hari-hari sebelumnya. Saat sore tiba, saya baru sampai di Ginza untuk mengunjungi Seiko Store dan beberapa toko pakaian.

Ketika sedang berjalan menuju salah satu toko, saya tiba-tiba teringat sesuatu—saya belum mengecek jam tutup Bongen Coffee Ginza. Dengan cepat, saya langsung mencari tahu, dan ternyata mereka tutup pukul 17:00. Saya melihat jam tangan, waktu menunjukkan 16:10, sementara jarak saya ke Bongen sekitar 15 menit berjalan kaki.

Panik, saya langsung berbicara dengan rombongan, “Kalau kalian masih mau lanjut belanja, saya pamit duluan ke Bongen.” Tapi, mereka serempak menjawab, “Tunggu sebentar, kami ikut!”

Akhirnya, setelah menunggu sekitar 10 menit, karena beberapa teman saya sedang membayar belanjaan mereka lalu kami baru mulai berjalan ke Bongen 16:25.

Bongen Coffee Ginza cukup terkenal di kalangan turis, jadi saat berada di Ginza, saya tidak mau melewatkan kesempatan untuk mencicipi kopinya. Kami berjalan dengan sedikit tergesa-gesa dan sampai di sana pukul 16:40. Beruntung, kami masih bisa memesan kopi dan matcha sebelum mereka tutup.

Di Bongen, tersedia banyak pilihan kopi. Saat berbincang dengan barista, dia awalnya menanyakan, “Black coffee or white?” Saya menjawab ingin cappuccino, dan dia memberikan dua pilihan: Bongen Latte (biasa) atau Bongen Latte Rich.

Akhirnya, saya memilih Bongen Latte Rich, sementara istri saya memesan Matcha Espresso.

Sebelum memproses pesanan, barista dua kali mengingatkan saya, “Latte Rich is very strong.” Saya hanya tersenyum dan menjawab, “That’s okay!”

Begitu kopi datang dan saya mencicipinya, barista ternyata tidak berlebihan—strong adalah kata pertama yang muncul di benak saya. Body-nya tebal, bold, dan pahitnya sangat mendominasi—bahkan susu yang digunakan hampir kalah dengan intensitas rasa kopinya. Ini bukan jenis latte yang creamy dan smooth, melainkan lebih condong ke espresso-strong latte, di mana rasa kopinya tetap kuat meskipun dicampur susu.

Bagi saya pribadi, kopi di Bongen cukup enak, meskipun bukan favorit saya. Saya beri nilai 8.8/10. Sebelumnya, saya pernah mencicipi kopi dengan karakter serupa di Turret Coffee, Tsukiji Market, dan rasanya hampir mirip.

Sementara itu, Matcha Espresso yang dipesan istri saya juga menarik. Matcha-nya pekat, sedikit pahit, dan memiliki rasa khas yang kuat, tapi tetap seimbang dengan espresso. Saya sempat mencicipinya dan memang cukup unik—terutama jika menyukai matcha dengan karakter yang rich dan earthy

Dari segi desain eksterior, Bongen tidak terlalu mencolok. Fasadnya didominasi kaca besar dengan aksen kayu, serta pohon ikonik di bagian luar maupun dalam—menyerupai bonsai, menambah kesan khas Jepang yang sederhana tetapi elegan.

Interiornya sangat kecil, bahkan tidak ada meja untuk duduk. Di dalam, hanya terdapat satu bangku panjang yang lebih berfungsi sebagai tempat menunggu pesanan. Tempat ini memang lebih cocok untuk take-away, tapi tetap terasa nyaman dengan atmosfer minimalis yang modern.

Setelah kopi kami habis, kami kembali ke area perbelanjaan untuk menyelesaikan itinerary hari itu. Meskipun Bongen tidak menjadi kopi favorit saya selama di Jepang, saya tetap senang bisa mencobanya—setidaknya saya bisa memahami mengapa tempat ini begitu populer.

Apakah saya akan kembali ke Bongen di lain waktu? Mungkin, jika saya ingin menikmati kopi dengan karakter yang bold dan strong.

Meet Us

Jl. Nologaten
Caturtunggal
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

55281 Indonesia

Connect With Us

Copyright © 2021 Kopiparti™ Indonesian Coffee Industry Archives, All right reserved