Unfinished coffee with the story

Minggu 22 Mei 2022, 15:00 WIB
Ditulis oleh Alip Kopiparti
mei_kopiparti_unfinised_5 (1 of 1)
mei_kopiparti_unfinised_19 (1 of 1)
mei_kopiparti_unfinised_20 (1 of 1)
mei_kopiparti_unfinised_15 (1 of 1)
mei_kopiparti_unfinised_16 (1 of 1)
mei_kopiparti_unfinised_21 (1 of 1)
previous arrow
next arrow

slide foto di atas

Menonton film horor klasik indonesia menurut saya merupakan suatu hal yang menyenangkan, mulai dari cerita yang acapkali memberi unsur mitos dan religi, make up yang dibuat dengan begitu seram, tokoh pendamping dengan unsur komedi, hingga beberapa adegan ikonik yang melekat di otak saya sampai sekarang.

Mungkin generasi yang melewati tahun 90an saat masih kecil seperti saya akan dengan mudah mengingat Suzzana yang menghabiskan 200 tusuk sate sekaligus, nama Suketi, atau adegan Suzzana meminum kuah soto langsung dari baskomnya yang masih penuh. Adegan-adegan itu membuat siapapun yang menonton akan sulit untuk melepaskan memori kengerian Suzzana sebagai Sundelbolong. Film-film horor klasik Indonesia hampir selalu memeliki premis yang sama, yaitu “unfinished business” di masa hidupnya. 

Misal, Suzzana sebagai Sundelbolong akan selalu penasaran karena ia dibunuh oleh penjahat selama hidupnya, sebagai setan ia tak akan meninggalkan dunia dengan tenang selama musuhnya tidak mendapatkan ganjaran yang setimpal. Meski menggambarkan dendam dan kekerasan, semua itu nantinya akan takluk juga dengan munculnya tokoh agamis di akhir cerita. Tokoh agamis  ini nantinya akan memberikan kedamaian dan mampu mengalahkan setan yang menjadi tokoh utamanya.

Bicara soal unfinished, di daerah Barito tepatnya gang di seberang Bubur Barito yang legendaris itu ada coffeeshop dengan nama yang sama, Unfinished. 

Dari tampak luar, bangunan yang terbuka tanpa sekat melambangkan nama coffeeshop ini. Jajaran meja dan kursi diletakkan dengan rapi dan berjarak cukup lebar antara satu dan lainnya. Di beberapa sudut, tanaman hijau dan batuan memberi kesan alam yang masuk dalam bangunan. Cat sudut tembok yang mulai mengelupas tampak dibiarkan, dimaksud biar lebih estetik mungkin. Hampir seluruh ruangan di coffeeshop ini bisa digunakan untuk merokok. 

Yang unik adalah saat saya masuk ke dalam ruangan toilet. Selama ini saya  merupakan tipe customer yang sangat menghargai jerih payah coffeeshop dalam menjaga toiletnya tetap bersih dan rapi, tempat ini salah satunya. Toiletnya sungguh membuat nyaman pengunjung, udah gitu air conditioner atau AC yang dipasang di ruang toilet bisa jadi menambah nyaman ketika buang hajat. Toiletnya mungkin satu-satunya ruang yang “finished” di tempat ini.

Saya dan rekan saya, Sandro memesan 2 jenis coffee yang berbeda. Cocopresso, kopi dengan coconut water yang diracik dengan lemon dan ice black. Keduanya nyaman di lambung kami dan menghilangkan gerah di siang yang panas saat itu.

kesimpulan nya adalah tempat ini cukup menarik untuk di kunjungi jika kalian sedang ke area barito. selain desain dan konsep nya yang unfinished . , minuman nya cocok untuk kami berdua, semoga cocok untuk kalian juga ya.

 

Meet Us

Jl. Nologaten
Caturtunggal
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

55281 Indonesia

Connect With Us

Copyright © 2021 Kopiparti™ Indonesian Coffee Industry Archives, All right reserved